Kayu Bekas


http://id.pinterest.com/



Aku memandangmu bak kayu bekas. Yang membuatku takut,
Akan tertelusup di jemariku.
Membengkak. Memerah. Sakit.
Tapi sadarku membuncah.
Ketika ku memulai cakap tanpa akhir.
Seakan kau meggandeng tanganku.
Dan dalam damai...

Ku kira kau nisbi.
Tapi terlihat jelas oleh matra ini.
Matra inderawi adalah kamu,
Begitu pula aku.
Tapi, lagi, kau belum bisa kusentuh.
Apakah itu dapat kubilang nyata?

Baitku bukan keluh-kesah.
Hanya sebatas resah.
Betapapun aku sulit melupakan,
Dan kau hadir untuk menggantikan.
Bagaimana mungkin?

Aku tertawa terbahak-bahak.
Nyatanya adalah...
Jatuh cinta itu misteri.
Lalu, bagaimana kau bisa menebak?
Kotak-kotak kecil yang kau tawarkan?
Jika aku salah, maupun benar,
Adalah bukan hal yang penting,
Bagimu, bukan?

Kau bak kayu bekas.
Mengambang dalam lautan,
Menolongku untuk bernapas,
Sekai lagi,
Lega, bahagia. Tapi tetap sakit.
Dalam masa, haruskah ku teruskan?
Karena dirimu adalah nirwana.

Comments

Popular Posts