Untitled

Cinta itu apa?
Sayang itu bagaimana?
Kalau cinta dapat membuat seseorang bahagia,
Lalu mengapa harus ada sengsara?
Jika rasa sayang membuat kita bertahan,
Lantas mengapa harus ada perpisahan?

Aku ‘pernah’ percaya dengan cinta dan sayang. Yah, awalnya memang menyenangkan. Seperti heroin yang membuatku bahagia dengan duniaku sendiri, beserta dengan ilusinya. Tetapi perlahan membuatku kehilangan arah. Aku muak. Aku ingin memuntahkannya, sayangnya mereka semua sudah ku telan bulat-bulat. Pahit. Hambar. Tanpa sebuah rasa.

Padahal beberapa orang pernah mengatakan kepadaku, “Aku sayang kamu” atau mungkin seperti, “Aku akan serius jalani hidup denganmu”. Oh ya? Setelah orang-orang itu membuatku percaya, mereka meninggalkanku dengan gampangnya. Itukah cinta? Itukah sayang? Hahaha. Hebat. Bodohnya aku, aku terlalu percaya berulang-kali dengan muslihat mereka yang sejenis tapi berbeda. Sebodoh itu kah wanita yang selalu memelukmu ini? Dan sesingkat itukah cinta dan sayang? Bukannya orang bilang, cinta dan sayang tak pernah terbatas oleh masa? Omong kosong!

Aku melihat buktinya. Aku menatap nanar kesedihannya. Apa yang ku katakan memang benar, bukan? Cinta dan sayang memiliki masanya sendiri. Entah itu panjang atau singkat. Bertahun-tahun atau hanya sekejap. Tapi tetap saja, mereka masih berbatas dengan masa. Bagiku, masa terlalu mengotak-ngotakkan idealisme. Menggantinya dengan dimensi yang terikat. Hahaha.

Lalu apa esensinya? Mereka selalu menhadirkan masalah di akhir cerita. Yah, meskipun orang bilang, masalah akan mendewasakan kita. Hahaha. Justru cinta dan sayang akan menimbulkan masalah baru dan membuat kita semakin menjadi anak kecil, dan kita sebagai bonekanya. Kedewasaan bukan dilihat dari banyaknya masalah yang kita hadapi, tetapi dari bagaimana cara kita untuk menghadapi.

Kini, kepercayaanku tentangnya terkikis habis tanpa hasil. Ternyata yang aku rasakan selama ini hanyalah fatamorgana belaka. Entah sampai kapan lagi aku akan bertahan dalam ketidak-percayaanku ini? Yang jelas, akan tiba suatu masa, seseorang akan menjemputku, mengajakku lagi dalam lingkaran itu. Tetapi, bukan dari apa yang dia ataupun aku inginkan. Melainkan produk dari ‘kita’ yang bertajuk pada realita, bahwa cinta dan sayang itu ada disampingku dan melahirkan kita yang menyatu.



Sby, 22 Nov ‘14

Comments

Popular Posts