Rokok Bapakku


Sebungkus isi 12 biji
Tapi sebiji, isi tak terhitung
Racun nikotin
Ku ambil, ku sembunyikan, ku remuk.
Dan t’lah tiada
Tapi lalu muncul dalam ketiadaan
 Bulatan kecil nan nikmat
Serabut daun tembako
Dihisap juga nikmat, katanya.
Lalu dulu ku coba
Memang
Hilang asa
Bersama asap
Terbang berbaur udara
Temaram
Rokok Bapakku
Masih tergeletak diatas bangku
Ku beli sendiri
Dengan gayaku, lenggang
Sekali lagi, ku hisap. Nikmat.
Lalu ku pikir,
Ini bukan marabahaya
Hanya sekedar adidaya
Dari raksasa hegemon
Mencari bati tanpa rugi
Justru bapak merugi.
Tapi katanya, hangat.
Rokok Bapakku
Diam-diam ku curi
Ku beri pada dewi api
Ku sulut
Lalu aku menatap letih
Dan terbaring sendiri
Di peti mati
Seorang bapak tua
Bibir menghitam
Paru juga diam
Aku tak ingin banyak bicara
Apalagi hanya bersendawa
‘Pabila kau ingin tau
Maka ketahuilah,
Rokok Bapakku
Adalah pelumat jiwa

Sby, 8 April 2016

Comments

Popular Posts