Waktu



Waktu. Meroda bak kaleng minuman yang menggelinding ke sampah. Terlempar. Lalu terinjak oleh beberapa orang. Tetap saja, ia terputar oleh angin zaman. Bak pemberi hidup dalam semesta. Nyawa yang tak pernah dapat tergantikan. Tak ada duanya. Siapa yang mampu menggantikan Sang Tuan Waktu? Siapa yang berani? Coba katakan! Maju! Kau akan terbantai olehnya.

Waktu. Jagal bagi sang pengelak realita.Sang dewa kekejaman bagi penantian. Ia makhluk yang pandai, cerdas. Ia tak akan kembali ke masa lalunya. Masa lalu hanyalah secercah penghidupan yang tak kunjung terabaikan olehku, begitupun olehnya.

Waktu. Hadirmu begitu cepat. Tik tok tik tok. Derap langkahmu semakin membuatku meringkuk dalam ketakutanku akan masa depan. Dapatkah kau berjalan mundur? Merajut kembali simpul-simpul temali yang sekelumit dengan rindu. Jangan bilang padaku, aku ini siapa? Jelas saja aku penjelajah dirimu! Bilang pada penciptamu, "Dimana eksistensiMu?", biar ku cari hingga ku menangis terpingkal-pingkal.

Lalu, tuan waktu. Tanyakan lagi padaNya, "Apakah dunia hanya teatris semata?". Jika demikian pula, dapat ku mengerti bahwa aku hanyalah makhluk artifisial. Lalu, tanyakan lagi, "Siapakah orang yang paling tepat janji?". Hahaha. Tak perlu Dia menjawabnya. Aku pun tahu, jawabnya adalah kau, Wahai Tuan Waktu.

Aku mencintaimu, Tuan Waktu.

Comments

Popular Posts