Rajwa adalah Harapan
Alexandra
Rajwa.
Alexa,
nama panggilannya. Dia meringkuk di sofa kecil yang lembut berwarna merah tua
yang berada di ujung kamarnya. Dia menangis sesenggukan. Air matanya sudah mengering
sejak beberapa jam yang lalu. Ia tersakiti dengan kenyataan bahwa orang tuanya
yang harus berpisah. Dia harus menelan bulat-bulat kenyataan itu. Alexa juga
harus menelan obat pahit yang ia dapat ketika dia mengetahui bahwa kekasihnya, Mario,
kedapatan selingkuh dengan teman sebangkunya sendiri. Teman yang ia anggap
mengetahui seluk-beluk hubungannya dengan Mario, Selena.
Alexa
mencoba bangkit dari keterpurukannya. Rasanya tak mampu bangkit sendiri jika
dalam kondisi babak-belur seperti ini. Dia sangat membutuhkan seseorang untuk
membantunya berdiri. Tetapi bagaimanapun juga, yang memiliki hidup adalah
dirinya. Lantas untuk apa ia mengharapakan bantuan dari seorang manapun yang
akan menyakitinya kembali nanti? Alexa memang gadis rapuh, tapi rapuh tidak
membantu dirinya untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain.
Alunan
musik klasik karya Beethoven cukup menenangkan pikirannya malam itu. Hingga ia
tertidur dalam sedihnya. Ia berharap akan menemukan harapan-harapan baru
keesokan paginya. Seperti namanya, Rajwa, yang artinya adalah harapan. Ia selalu berharap, kisah pahithanyalah
sebuah mimpi, sebuah dongeng yang hanya akan berakhir pada akhir yang bahagia.
To
be continue…
Comments
Post a Comment